Usia prasekolah merupakan tahap perkembangan
yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena pada tahap ini juga akan
menentukan bagaimana perkembangan anak, yaitu perkembangan fisik, kognitif,
emosional, dan sosial.
Havighurst (1961) mengartikan tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang
muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila
tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan
dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal maka akan
menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan
penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas
berikutnya.
Berikut uraiannya
perkembangan anak usia prasekolah:
1.
Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik
bertujuan agar anak mampu mengontrol gerakan kasar secara sadar dan untuk
keseimbangan, mengontrol gerakan halus. Proses perkembangan fisik merupakan
proses pematangan yang terjadi secara teratur, yaitu kemampuan keterampilan
tertentu dan umumnya terjadi sebelum mencapai level lainnya. Sebagai contoh, kebanyakan bayi belajar
merangkak sebelum mereka belajar berjalan. Namun, juga penting untuk menyadari
bahwa tingkatan puncak dari perkembangan fisik ini perkembangannya dapat
bervariasi. Beberapa anak belajar berjalan lebih cepat dari teman sebaya mereka
yang sama usia, sementara yang lain mungkin diperlukan waktu sedikit lebih
lama.
Ada dua jenis
keterampilan motorik:
- Bruto (atau besar) keterampilan motorik
melibatkan otot-otot yang lebih besar seperti lengan dan kaki. Tindakan
yang membutuhkan keterampilan motorik kasar meliputi berjalan, berlari,
keseimbangan dan koordinasi.
- Fine (atau kecil) keterampilan motorik
melibatkan otot kecil di jari, jari kaki, mata dan daerah lainnya.
Tindakan yang memerlukan keterampilan motorik halus cenderung lebih rumit,
seperti menggambar, menulis, memegang benda, melempar, melambai dan
penangkapan.
Dengan demikian pendidikan anak pada usia dini
sangat penting sebagai penunjang untuk tumbuh kembang fisik serta motorisnya
yang lebih baik untuk perkembangan fisiknya dimasa-masa berikutnya.
2. Perkembangan Kognitif
1.
Pada umur
ini, anak-anak biasanya sudah pintar dalam merangkai kata-kata untuk dapat
mengemukakan pendapatnya ataupun hanya berbicara karena dia menginginkannya.
Dianjurkan bagi para orangtua ataupun pengasuh anak untuk mendengarakan dan
mencoba untuk mengerti apa saja yang ingin dia tanyakan di publik.
2.
Integrasi,
minat , kasih sayang, dan juga kesempatan merupakan interaksi yang harus sering
dilakukan oleh institunsi agar dapat mengembangkan kompetensi anak. Interaksi
yang dimaksud adalah kegiatan secara langsung yang divariasikan secara baik dan
benar.
3.
Mendorong
anak untuk mulai mengembangkan soft-skills
tersebut dan juga mendorong anak yang manja ataupun suka bergantung pada orang
lain untuk dapat memahami apa itu kemandirian
4.
Anak pada
usia ini telah dapat berpikir secara logis, kritis, dan kreatif mengenai
lingkungan alam, sosial, memberi alasan, banyak berperan dalam kehidupan
sosialnya dan mampu menghargai keragaman sosial budaya.
3. Perkembangan Emosional
Salah satu tolak ukur kepribadian yang baik adalah kematangan
emosi. Semakin matang emosi seseorang, akan kian stabil pula kepribadiannya.
Untuk anak usia prasekolah, kemampuan mengekspresikan diri bisa dimulai dengan
mengajari anak mengungkapkan emosinya.
Ciri Emosional Pada Anak Prasekolah :
a) Anak TK cenderung
mengekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering
diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
b) Iri hati pada anak
prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian
guru.(Ananda 2010).
4. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan
sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi. Perkembangan sosial anak
sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak
dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma- norma kehidupan
bermasyarakat.
Ciri Sosial Ciri Anak Prasekolah atau TK
a) Umumnya anak pada
tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti,
mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain
dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi
kemudian berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
b) Kelompok bermain
cenderung kecil dan tidak terorganisasi secara baik, oleh karena kelompok
tersebut cepat berganti-ganti.
c) Anak lebih mudah
seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Parten (1932)
dalam social participation among
preschool children melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas
di sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial:
a. Tingkah laku unoccupied.
Anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain
dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apapun.
b. Bermain soliter. Anak
bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan, berbeda dari apa yang
dimainkan oleh teman yang berada di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak
saling berbicara.
c. Tingkah laku onlooker
anak menghasilkan tingkah laku dengan mengamati. Kadang memberi komentar
tentang apa yang dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk bermain
bersama.
d. Bermain pararel.
Anak-anak bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain
bersama dengan anak lain, mereka menggunakan alat mainan yang sama, berdekatan
tetapi dengan cara tidak saling bergantung.
e. Bermain asosiatif. Anak
bermain dengan anak lain tanpa organisasi. Tidak ada peran tertentu,
masing-masing anak bermain dengan caranya sendiri-sendiri.
f. Bermain Kooperatif. Anak
bermain dalam kelompok di mana ada organisasi. Ada pemimpinannya, masing-masing
anak melakukan kegiatan bermain dalam kegiatan, misalnya main toko-tokoan, atau
perang-perangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar