Kamis, 12 Juni 2014

Paedagogi dan Andragogi


Paedagogi berasal dari kata “paid” yang artinya anak, dan “agogos” yang artinya memimpin atau membimbing.
Paedagogi merupakan teori yang dikembangkan untuk kebutuhan anak-anak. Sedangkan andragogi merupakan teori yang dikembangkan untuk kebutuhan orang deawasa.
Adapun perbedaan paedagogi dan andragogi, sebagai berikut:
No
Paedagogi
Andragogi
1
Metode pelatihan pasif
Menggunakan metode pelatihan aktif
2
Belajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
Belajar berpusat pada masalah kehidupan nyata
3
Pembelajar disebut siswa atau anak didik
Pembelajar disebut peserta didik atau warga belajar
4
Gaya belajar dependen
Gaya belajar independen
5
Peserta berkontribusi sedikit pengalaman
Keterlibatan peserta didik sangat penting
6
Diasumsikan bahawa siswa tidak berpengalaman dan/atau kurang informasi
Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi
7
Guru mengontrol waktu dan kecepatan
Pembelajar memengaruhi waktu dan kecepetan
8
Guru sumber utama
Peserta dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide–ide dan contoh
9
Tujuan ditentukan sebelumnya
Tujuan fleksibel

Adapun beberapa asumsi tentang paedagogi dan andragogi, yaitu:
No

Asumsi paedagogi
Asumsi andragogi
1
Konsep diri
Ketergantungan.
Peningkatan arah diri atau kemandiran.
2
Pengalaman
Berharga kecil.
Pelajar merupakan sumber yang kaya untuk belajar.
3
Orientasi untuk belajar
Berpusat pada substansi mata pelajaran.
Berpusat pada masalah.
4
evaluasi
Oleh guru.
Reksa diagnosis kebutuhan dan reksa program kebutuhan.
5
Desain
Logika materi pelajaran unit konten.
Diurutkan dalam hal kesiapan untuk unit masalah.
6
Kegiatan
Teknik pelayanan.
Teknik pengalaman (penyelidikan).
7
Iklim belajar
Berorientasi otoritas resmi dan kompetitif.
Mutualitas/ pemberian pertolongan, rasa hormat kolaborasi dan informasi.
8
Rumusan tujuan
Oleh guru.
Reksa negosiasi.
9
Kesiapan
Tugas perkembangan, tekana sosial.
Tugas perkembangan peran sosial.
10
Perspektif waktu
Aplikasi ditunda
Kecepatan aplikasi
11
pelaksanaan
Oleh guru.
Reksa (mutual) diagnosis diri.
Pada masa anak-anak sangat dibutuhkan guru yang baik, agar proses belajar awal mereka juga baik. Tanpa pengajar yang baik, maka anak-anak akan kesulitan untuk memahami pelajaran yang disampaikan. Berikut ini ada beberapa karakteristik guru yang baik, yaitu:
1.     Teguh dalam membarikan tujuan.
2.    Kesabaran.
3.    Memiliki rasa kasih sayang kepada siswanya.
4.    Berdedikasi unutk keunggulan.
5.    Kemampuan melihat kehidupan dengan cara yang berbeda dan menjelaskan topik dengan cara yang berbeda.
6.    Kesediaan untuk membantu siswa menacapai prestasi.
7.    Pemahaman.
8.    Keyakinan diri sendiri/percaya diri.
9.    Bergairah untuk hidup.
10. Bangga atas prestasi siswa.
Pengalaman Pribadi (Paedagogi):
Ketika saya SD metode yang digunakan oleh guru saya merupakan metode pelatihan pasif. Saya hanya boleh melakukan sesuatu yang sesuai dengan perintah guru, contohnya saya hanya boleh menggambar pada saat pelajaran seni, saya mengikuti semua instruksi  yang diberikan guru. Dan ketika menggambar, gruru juga menentukan gamabar apa yang akan saya gambar, saya tidak diperbolehakan menggambar yang saya inginkan.  Pada saat itu saya disuruh menggambar rumah, bentuk gambar juga ditentukan oleh guru yang menngajar. Bagaimana bentuk pintu, jendela dan yang lainnya. Selain itu saya bersama teman-teman sekelas saya juga haurs menggambar pintu dan jendela di posisi yang sama seperti yang dicontohka oleh guru kami. Kami belum diizinkan untuk berkreasi sendiri.selain menggambar, kami melakukan proses pembelajaran sesuai denan mata pelajaran yang ditentukan. Di setiap mata pelajaran juga telah terdapat topik-topik apa saja yang akan dibahas. Ini menunjukkan bahwa kami belajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis. Semua kegiatan yang kami lakukan tergantung pada guru kelas yang mengajar (gaya belajar dependen).
Walaupun ada beberapa siswa yan telah mampu menggmbar yang lebih kompeks daripada bunga, mereka tetap tidak diperbolehkan untuk menggambar sesuai dengan yang mereka inginkan. Ada juga beberapa yang  telah memiliki kemampuan untuk mengoprasikan perkalian dalam pelajaran matematika, namun guru tidak mengajar sesuai dengann kemampuan setiap orang. Siswa-siswa tersebut harus mengikuti pembahasan apa yang sedang diajarkan oleh guru. Kebanyakan siswa-siswa yang memiliki kemampuan seperti ini, disebabkan karena mereka telah mengikuti pendidikan pra sekolah sebelunya. Namun pengalaman yang telah mereka miliki tetap tidak erlalu mempengaruhi proses belajar dan mengajar yang dilakukan. Ini menunjukkan bahwa pembelajar berkontribusi sedikit  penglaman.
Selain beberpa teman-teman saya yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi, namu ada juga beberapa teman-teman saya yang memiliki kemampuan di bwah rat-rata. Mereka selalu mencoba mengikuti setiap pelajaran denga sungguh-sungguh. Tetapi terkadang mereka membutuhkan waktu yang lam unutk memahami pelajarang. Ada yang lambat dalammembaca, ada yang kesulitan untuk berhitung dan ada yang tidak pandai menillis. Terkadang mereka tertinnggal pelajaran. Karena guru hanya membahas dan mengajar mata pelajaran sesuai dengan waktu yang telah diatur sebelumnya. Dalam setiap pelajaran juga telah ditentukan berapa lama pelajaran tersebut akan berlangsung. Jika waktu telah habis, mak guru akan melanjutkan materi berikutnya. Contoh tersebut menunjukkan bahwa guru mengontrol waktu dan kecepatan.
Semua proses belajar yang telah diatur, telah memilik  tujuan masing-masing, yang menunjukkan tujuan yang ditentukan sebelumnya.

Dari contoh pengalaman saya di atas telah terdapat beberapa karakteristik paedagogi. Ketika ita berada pada bangku SD, SMP, Dan SMA, kiat masih menggunakan teori paedagogi. Namun ketika berada di jenjang pendidikan yang berikutnya, contohnnya perkuliahan kita akan menggunakan teori paedagogi dalam proses pembalajaran yang dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar