Jumat, 30 Mei 2014

MENGELOLA KELAS


Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Pandangan lama menekankan pada penciptaan dan pengaplikasianaturan untuk mengontrol tindak-tanduk murid. Pandangan yang baru memfokuskan pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri. Manajemen kelas yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuhi pada aturan ketat dapat melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran aktif, pemikiran, dan konstruksi pengetahuan sosial.
Kelas Padat, Kompleks, dan Berpotensi Kacau
Walter doyle (1986) mendeskripsikan enam karakteristik yang merefleksikan dan potensi problemnya:
·         Kelas adalah multidimensional.
·         Aktivitas terjadi secara simultan.
·         Hal-hal terjadi secara cepat.
·         Kejadian sering kali tidak dapat diprediksi.
·         Hanya ada sedikit privasi.
·         Kelas punya sejarah.
Memulai dengan benar
Permulaan sesuatu adalah hal yang sangat penting untuk kemajuan berlangsungnya suatu kegiatan, khususnya proses pembelajaran. Untuk mengelola kompleksitas adalah mengelola hari-hari pertama dan minggu-minggu awal masa sekolah secara cermat dan hati-hati. Kita dapat melakukan: (1) menyampaikan aturan dan prosedur kepada murid dan mengajak mereka bekerja sama untuk mematuhinya, dan (2) mengajak murid terlibat aktif dalam semua aktivitas pembelajaran.
Penekanan pada Instruksi dan Suasana Kelas yang Positif
Tujuan dan Strategi Manajemen
·         Membantu murid menghabiskan lebih banyk waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan.
·         Mencegah murid mengalamiproblem akademik dan emosional
·         Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar-mengajar yang efektif.
·         Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot yang menghalangi dan memungkinkan siswa belajar efektif.
·         Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individu.
Mendesain Lingkungan Fisik Kelas
Prinsip Penataan Kelas
Ada beberapa prinsip dasar yang dapat dilakukan untuk menata kelas, yaitu:
§  Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang.
§  Pastikan bahwa Anda dapat dengan mudah melihat semua murid.
§  Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses.
§  Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.
Gaya Penataan
1.      Gaya auditorium: gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru.
2.      Gaya tatap muka: gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap.
3.      Gaya off-set: gaya susunan kelas di mana seumlah murid (biasanya 3 atau 4 anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
4.      Gaya seminar: gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan bentuk lingkaran, persegi, atau bentuk U.
5.       Gaya klaster: gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya 4-8 anak) bekerja dalam kelompok kecil.
Personalisasi Kelas
Untuk mempersonalisasikan kelas, pasang foto murid, karya seni, tugas, diagram, taggal lahir murid (untuk murid SD), dan ekspresi murid lain yang positif.
Menciptakan Lingkungan yang Positif untuk Pembelajaran  
Strategi Umum
Menggunakan gay otoritatif:
Gaya manajemen kelas otoritatif: strategi manajemen kelas yang otoritatif akan mendorong murid untuk menjadi pemikir yang independen dan pelaku yang idependen tetapi strategi ini masih menggunakan sedikit monitoring murid. Guru yang otoritatif melibatkan murid dalam kerja sama give-and-take dan menunjukkan sikap perhatian kepada mereka.
Gaya manajemen kelas otoritarian: gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran.
Gaya manajemen kelas yang permissif: gaya yang memberi banyak otonomi pada murid tetapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka.
Mengelola Aktivitas Kelas Secara Efektif
Manajer kelas yang efektif yaitu:
-          Menunjukkan seberapa jauh mereka “mengikuti”.
-          Aasi situasi tumpang-tindih secara efektif.
-          Menjaga kelancarandan kontnuitas pelajaran.
-          Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.
Mengajak Murid untuk Bekerja Sama
Untuk mengajak murid bekerja sama kita dapat melakukan beberapa cara yaitu:
1.      Menjalin hubungan positif dengan murid.
2.      Mengajak murid untuk berbagi dan mengemban tanggung jawab.
3.      Beri hadiah pada perilaku yang tepat: memilih penguat yang efektif. Gunakan prompt dan shaping secara efektif, gunakan hadia untuk memeberi informasi tentang penguasaan (bukan untuk mengontrol perilaku murid).
Menjadi Komunikator yang Baik
Keterampilan Berbicara
Beberapa strategi untuk berbicara secara jelas dengan kelas dapat dilakukan dengan cara:
a.       Menggunakan tata bahasa dengan benar.
b.      Memilih kosakata yang gampang.
c.       Meneapkan strategi untuk meningkatkan kemampuan murid memahami apa yang Anda sampaikan.
d.      Berbicara dengan tempo yang tepat, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
e.       Tidak menyampaikan hal-hal yang kabur.
f.        Menggunakan perencanaan dan pemikiran logis sebagai dasar untu kberbicara secara jelas di kelas.
Pesan “kamu” dan “saya”
Pesan “kamu”: gaya komunikasi yang tidak diinginkan di mana pembicara tampak menghakimi orang lainmenempatkannya dalam posisi defensif.
Pesan “saya”: gaya komunikasi yang merefleksikan perasaan pembicara dan lebih baik ketimbang pernyataan “kamu” yang mengandung nada menghakimi.
Bersikap asetif (tegas). Aspek lain dari komunikasi verbal adalah cara orang menangani konfliik, yang dapat dilakukan dengan cara:
·         Gaya agresif: salah satu gaya dalam menangani konfliiik di mana oran cenderung “galak” kepada orang lain dan bersikap menuntut, kasar, dan bermusuhan.
·         Gaya manipulatif: salah satu gaya dalam menangani konflik di mana orangberusaha untuk mendpatkan keinginannya ddengan cara membuat orang lain merasa bersalah atau kasian kepadanya.
·         Gaya pasif: salah satu gaya dalam menangani konflik di mana orang bersikap  non-asertif dan pasrah dan tidakmau memberi tahu orang lain tenteng apa yang mereka inginkan.
·         Gaya asertif:  salah stu gaya dalam menangani koonfliik di mana orang akan mngekspresikan perasaannya, apa yang diinnginkannya, dan berkata “tidak” untuk apa yang tidak mereka ingiinkan.
Dari empat gaya dallam menghadapi konflik, bersikap asertif adalah pilihan yang terbaik. Berikut beberapa strategi untuk menjadi individu yang lebih asertif:
1.      Evaluasi hak-hak Anda.
2.      Kemukakan problem Anda dan konsekuensinya.
3.      Espresikan perasaan Anda tentnag situasi tertentu.
4.      Kemukakan permintaan Anda.
Ada beberapa pedoman untuk mengajukan permintaan yang asertif yaiti:
1.      Gunakan perilaku nonverbal yang asertif.
2.      Kemukakan permintaan Anda secaaara sederhana.
3.      Hindari mengajukan permintaan lebih dari satu dalam satu waktu.
4.      Jangan minta maaf dalam permintaan Anda.
5.      Deskripsikan manfaat dari permintaan Anda.
Rintangan Komunikasi Verbal yang Efektif
Ada beberapa rintangan untuk menjalankan koomunikasi verbal yaitu:
·         Kritik.
·         Memberi julukan dan pelabelan.
·         Menasihati.
·         Mengatur-atur.
·         Ceramah moral.
Memberi Ceramah yang Efektif
Berikut ada beberapa pedoman untuk memberikan ceramah, yang bisa bermanfaat bagi guru dan murid:
·         Jalin hubungan dengan audien.
·         Kemukakan tujuan Anda.
·         Sampaikan ceramah secara efektif.
·         Ikuti konvensi yang tepat.
·         Tata ceramah dengan rapi.
·         Masukkan bukti pendukung dan kembangkan ide Anda.
Keterampilan Mendengar
Mendengar aktif: gaya mendengar yang memberi perhatian penuh pada pembicara, mempokuskan diri pada isi intelektual dan emosional dari pesan.
Berkomunikasi Secara Nonverbal
Berikut ini beberapa perilaku yang dilakukan orang untuk berkommunikasi secara nnonverbal:
ü  Mengangkat alis sebagai tanda tak percaya.
ü  Beersedekap untuk melindungi diri.
ü  Mengangkat bahu sebagai tanda tak peduli.
ü  Mengedipkan satu mata untuk menunnjukkan kehangatan dan persetujuan.
ü  Mengetukkan jari tanda tak sabar.
ü  Menepuk dahi sebagai tanda lupa sesuatu.
Komunikasi nonverbal bisa juga melalui ekspresi wajah dan komunikasi mata. Wajah seseorang mengungkapkan emosi dan perhatian mereka. Senyum, merengut, tatapan kebingungan, semuanya merupakan sebentuk komunikasi.
Menghadapi Perilaku Bermasalah
Strategi Manajemen
Intervensi Minor: gunakan isyarat nonverbal, terus lanjutkan aktivitas belajar, dekati murid, arahkan perilaku, beri instruksi yang dibutuhkan, suruh murid berhenti dengan nada tegas dan langsung, beri murid pilihan.
Intervensi Moderat: jangan beri privilese atau aktivitas yang mereka inginkan, buat perjanjian behavioral, pisahkan atau keuarkan murid dari kelas, kenakan hukuman atau sanksi.
Gunakan sumber daya lain: mediasi teman sebaya, konferensi guru-orang tua, minta bantuan kepala sekolah atau konselor, cari mentor.
Program Berbasis Kelas dan Sekolah
ü  Program pengayaan kompetensi sosial.
ü  Tiga C dalam manajemen kelas dan sekolah: cooperative community, contructive conflict resolution, civic values.
ü  Dukungan pengelolaan kelas berpusat pada pembeljaran: Iclassroom organization and management program (COMP).

PELAJAR TIDAK BIASA


Dahulu istilah “ketidakmampuan” (disability) dan “cacat” (handicap) dapat dipakai bersama-sama, namun kini kedua istilah itu telah dibedakan. Disability adalah keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan.
Gangguan Indra
Gangguan indra mencakup gangguan atau kerusakan penglihatan dan pendengaran.
1.      Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan dapat diderita bukan oleh orang yang telah tua, namun anak-anak juga banyak yang memiliki gangguan pada penglihatan mereka. Ini dapat ditandai dengan anak sering memicingkan mata, membaca buku dari jarak yang amat dekat, sering mengucek-ucek mata, dan sering mengeluh karena pandangannya kanur atau suram. Mereka biasanya akan menggunakan alat bantu yaitu kacamata. Namun ada juga segelintir murid yang mengalami gangguan visual yang serius dan dikategorikan rusak penglihatannya. Mereka disebut murid yang menderita low vision dan murid buta.
Anak-anak yang memiliki ketidakmampuan ini sering kali membutuhkan berbagai jenis bantuan untuk memenuhi pendidikan mereka.
Salah satu tugas penting untuk mengajar anak-anak seperti ini adalah menentukan modalitas (seperti sentuhan atau pendengaran) yang dapat membantu murid belajar dengan baik.
2.     Gangguan Pendengaran
Anak yang tuli saat lahir atau yang menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya. Ini dapat ditandai dengan murid sering menempelkan telinga ke speaker, meminta pengulangan penjelasan, tidak mengikuti perintah, atau sering mengeluh sakit telinga, dingin dan alergi.
Pedekatan pendidikan yang dapat dilakukan dalam dua kategori: pendekatan oral dan pendekatan manual.
Kemajuan medis juga dapat membantu anak-anak yang memiliki gangguan dalam pendengaran, antara lain:
·         Pemasangan cochlear (dengan prosedur pembedahan)
·         Menempatkan semacam alat di telinga (tidak permanen)
·         Sistem hearing aids dan amplifikasi
·         Perangkat telekomunikasi, teletypewriter-telephone, dan radioMail (menggunakan internet.
Gangguan Fisik
Gangguan ortopedik biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang atau sendi.
Celebral palsy adalah gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicara tidak jelas.
Gangguan kejang-kejang, jenis yang paling sering ditemui adalah epilepsi (gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang).
Retardasi Mental
Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70).
Klasifikasi dan Tipe
TIPE RETARDASI MENTAL
RENTANG IQ
PERSENTASE
Ringan
55-70
89
Moderat
40-54
6
Berat
25-39
4
Parah
25
1

Penyebab:
Faktor genetik:
ü  Down syndrome: bentuk retardasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat adanya kromosom ekstra (kromosom ke-40).
ü  Fragile X syndrome: bentuk retardasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat dari kromosom X yang tidak normal.
ü  Fetal alcohol syndrome (FAS): serangkaian ketidaknormalan, termasuk retardasi mental dan ketidaknormalan wajah, yang menimpa anak dari ibu yang suka minuman beralkohol selama masa kehamilan.
Gangguan Bicara dan Bahasa
Gangguan artikulasi:  Problem dalam melafalkan suara secara benar.
Gangguan Suara: Gangguan dalam menghasilkan ucapa, yakni ucapan yang keras, kencang, terlalu keras, trlalu tinggi, atau terlalu rendah nadanya.
Gangguan Kefasihan: Gangguan yang biasanya disebut “gagap”.
Gangguan Bahasa: Kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresif anak.
Bahasa reseptif: Reseptif dan pemahaman bahasa.
Bahasa Ekspresif: Kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pikiran dan berkomunikasi dengan orang lain.
Ketidakmampuan Belajar (learning diasbility)
Kemampuan di mana anak:
1.        Punya intelegensi normal atau d atas rata-rata
2.       Kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata pelajaran
3.       Tidak punya problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan.
Dyslexia adalah kerusakan berat dalam kemampuan membaca dan mengeja. Anak yang memiliki gangguan belajar sering kali sulit menulis dengan angan, mengeja atau menyusun kalimat.
Dewasa ini gangguan belajar juga bisa terjadi di bidang matematika. Murid yang mengalami gangguan belajar di bidang matematika dapat jadi selalu membuat banyak kesalahan dalam berhitung atau menggunakan cara yang tidak efesien untuk memecahkan soal-soal matematika.
Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD)
ADHD adalah ketidakmampuan di mana anak secara konsisten menunjukkan satu atau lebih ciri-ciri berikut: (1) kurang perhatian; (2) hiperaktif; dan (3) impulsif.
Tanda-tanda ADHD dapat muncul sejak usia prasekolah. Namun, sering ketahuan saat usia SD.
Gangguan Perilaku dan Emosional
Gangguan Perilaku dan Emosional adalah probem serius dan terus menerus berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional.
Anak ADHD biasanya melakukan tindakan yang mengganggu, agresif, membangkang, atau membahayakan. Beberapa anak juga memendam problememosional seperti, depresi, kecemasan, dan ketakutan. Yang mengakibatkan kemampuan mereka dalam belajar berkurang.
Anak-anak Berbakat
Anak berbakat adalah anak dengan kecerdasan di atas rata-rata) biasanya didefenisikan memiliki IQ 130 atau lebih) dan/atau punya bakat unggul di beberapa bidang seperti seni, musik, atau matematika.
Adapun karakteristik anak-anak berbakat yaitu:
1.        Dewasa lebih dini
2.       Belajar menuruti kemauan mereka sendiri
3.       Semangat untuk menguasai
Mendidik Anak Berbakat
Anak berbakat yang tidak merasa tertantang dapat mengganggu, tidak naik kelas, dan kehilangan semangat untuk berprestasi, kadang-kadang anak-anak ini suka membolos, pasif, dan apatis terhadap sekolah.
Empat opsi untuk anak berbakat adalah sebagai berikut:
·         Kelas khusus
·         Akselerasi dan pengayaan di kelas reguler
·         Program mentor dan pelatihan
·         Kerja/studi dan/atau program pelayanan masyarakat
Program pengayaan adalah memberi murid kesempatan untuk mendapatkan pembelajaran yang tidak didapatkan di kurikulum umum. Ini bisa didapatkan di kelas reguler, melalui jam tambahan khusus; melalui guru khusus pendidikan anak berbakat; melalui studi independen.