Minggu, 20 April 2014

MOTIVASI


            Motivasi mreupakan proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Tanpa adanya motivasi maka seseorang kurang bersemangat dalam meraih sesuatu, mereka tidak memiliki arah yang pasti untuk mencapai tujuan mereka, dan mereka cenderung bermalas-malasan.
            Motivasi sangat berperan bagi seseorang. Terkadang kita sebagai manusia yang terlahir secara sempurna tanpa kekurangan sedikitpun, tapi kita lebih lemah dari orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik. Sebenarnya tidak mungkin bagi mereka mencapai hal-hal tersebut, namun dengan motivasiyang mereka miliki semua mejadi kenyataan.
            Ada beberapa perspektif tentang motivasi yaitu:
Perspektif Behavioral
            Perspektif ini menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci utama dalam menentukan motivasi murid. Insentif merupakan kejadian atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Anak-anak akan lebih termotivasi dengan insentif yang diberikan. Apabila murid melakukan kesalahan mereka akan diberikan hukuman. Hukuman yang diberikan akan membuat murid jera dan tidak akan melakukan perbuatan yang tidak diinginkan.
Perspektif Humanistis
            Perspektif ini menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilh nasib mereka, dan kualitas positif. Perspektif humanistik ini berkaitan dengan pandangan abraham maslow.
            Hiraerki kebutuhan adalah konsep Maslow bahwa kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut:
·         Fisiologis: rasa lapar, haus, tidur
·         Keamanan (safety): bertahan hidup, perlindungan dari kejahatan
·         Harga diri: menghargai diri sendiri
·         Aktualisasi diri: realisasi otensi diri
Aktualisasi diri,  kebutuhan tertinggi dan sulit dalam hiraerki Maslow; aktualisasi diri adalah motivasi untuk mengembangkan potensi diri secara penuh sebagai manusia.
Perspektif Kognitif
      Perspektif ini menjelaskan bahwa murid akan memandu motivasi mereka. Murid dengan sendirinya akan mengeksplorasi diri mereka, kemudian terus berusaha dan memiliki prosedur dalam mencapai tujuan mereka.
      Motivasi kompetensi adalah ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secar efesien.
Perspektif Sosial
      Perspektif menjelasan bahwa seseorang termotivasi karena dorongan yang ada di lingkungan mereka, bagaimana orang-orang yang ada di sekitar membantu memberi dorongan untuk mencapai suatu tujuan.
      Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain.
MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU
Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Contohnya, seorag anak akan berusaha dengan sangat keras dalam belajar karena Ia ingin mendapatkan juara di kelas, jika mendapat juara maka Ia akan mendapat hadiah dari orang tuanya berupa handphone baru. Dan Ia juaga akan dianggap pintar oleh teman-temannya.
Motivasi Intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri. Contohnya, seorang anak SD belajar matematika dengan sangat giat karena Ia memang benar-benar menyukai pelajaran tersebut bukan karena ingin mendapat hadiah atau pujian.
 Motivasi intrinsik ada dua jenis yaitu: determinasi diri dan pilihan personal, dan pengalaman optimal.
Imbalan Ekstrinsik dan Motivasi Intrinsik
Imbalan ekstrinsik berguna dalam dua hal yaitu:
1.      Sebagai insntif agar mau mengerjakan tugas di mana tujuannya adalah mengontrol perlaku murid.
2.      Mengandung informasi tentang penguasaan keahlian.
Pergeseran Developmental dalam Motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik
            Peningkatan motivasi ekstrinsik dan penurunan motivasi intrinsik biasanya terjadi ketika murid akan menghadapi kenaikan kelas. Biasanya antara grade  6-8. Namun, apabila murid termotivasi intrinsik dalam grade ini mereka akan jauh lebih baik dalam prestasi daripada murid yang termotivasi secara ekstrinsik.


Proses Kognitif Lainnya
Atribusi
 Atribusi menyatakan dalam usaha mereka mereka memahami perilaku atau kinerjanya sendiri, orang-orang termotivasi untuk menemukan sebab-sebab yang mendasarinya. Menurut Bernard Weiner ada tiga dimensi atribusi kausal yaitu:
1.      Lokus. Persepsi murid tentang kesuksesan atau kegagalan sebagai akibat dar faktor internal atau eksternal yang memengaruhi harga diri murid.
2.      Stabilitas. Persepsi murid terhadap stabilitas dari suatu sebab yang memengaruhi ekspetasi kesuksesannya.
3.      Daya kontrol. Persepsi murid tentang daya kontrol atas suatu sebab berhubungan dengan sejumlah hasil emosional seperti kemarahan, rasa bersalah rasa kasihan dan malu.
Kombinasi Atribusi Kausal
Alasan Kegagalan Menurut Murid
Internal-Stabil-Tak dapat dikontrol
Kecerdasan rendah
Internal-Stabil-Dapat dikontrol
Tak pernah belajar
Internal-Tak stabil- Tak dapat dikontrol
Sakit saat ujian
Internal-Tak stabil-Tak dapat dikontrol
Tidak belajar untuk mata ujian tertentu
Eksternal-Stabil-Tak dapat dikontrol
Syarat sekolah sangat kaku
Eksternal-Stabil-Dapat dikontrol
Instrukturnya bias
Eksternal-Tak stabil-Tak dapat dikontrol
Tidak beruntung
Eksternal-Tak stabil-Dapat dikontrol
Kawan tak mau membantu

Motivasi untuk Menguasai
·         Orientasi untuk menguasai: Pandangan personal yang melibatkan penguasaan atas tugas, sikap positif dan strategi berorientasi solusi.
·         Orientasi tak berdaya: pandangan personal yang fokus pada ketidakmampuanpersonal, atribusi kesulitan pada kurangnya kemampuan, dan sikap negatif.
Self-Efficacy
            Self-efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan memproduksi hasil positif.
Kecemasan
Kecemasan (anxiety) adalah perasaan takut dan kegundahan yang tidak jelas dan tdak menyenangkan.

MOTIVASI, HUBUNGAN DAN KONTEKS SOSIOKULTURAL
·         Motif sosial
Motif sosial adalah kebutuhan dan keinginan yang dikenal melalui pengalamn dengan dunia sosial.
·         Hubungan Sosial
Anak biasanya berinteraksi dengan orang tua, teman sebaya, kawan, guru dan mentor, dan orang lain. Orang-orang yang berada di sekitarnyalah yang akan memberikan motivasi ekstrinsik kepadanya. Hubungan sosial anak dengan orang lain juga mempengaruhi kognitif dan motivasi anak, yang akan menentukan prestasi yang anak capai.
·         Konteks Sosiokultural
            Konteks sosiokultural dilatarbelakangi oleh status sosioekonomi, etnis, dan gender yang kemudian memengaruhi motivasi dan prestasi.
MURID BERPRESTASI RENDAH DAN SULIT DIDEKATI
·         Murid yang Tidak Bersemangat
Murid jenis ini mencakup: murid berprestasi rendah dengan kemampuan rendah yang kesulitan untuk mengikuti pelajaran dan punya ekspektasi prestasi yang rendah, murid dengan sindrom kegagalan, murid yang terobsesi untuk melindungi harga dirinya dengan menghindari kegagalan.
·         Murid yang Tidak Tertarik atau Teralienasi (Terasing)
Brophy percaya bahwa problem motivasi paling sulit adalah murid yang apatis, tidak tertarik belajar, atau menjauhkan diri dari pembelajaran sekolah. Menurut mereka berprestasi adalah hal yang tidak penting. Untuk memperbaiki sikap mereka yang seperti ini, kita sebaiknya melakukan pendekatan personal kepada mereka secara terus-menerus untuk mensosialisasikan kembali sikap mereka agar mereka tertarik untuk belajar dan berprestasi.





           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar