Manajemen
kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Pandangan
lama menekankan pada penciptaan dan pengaplikasianaturan untuk mengontrol
tindak-tanduk murid. Pandangan yang baru memfokuskan pada kebutuhan murid untuk
mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri. Manajemen kelas yang
mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuhi pada aturan ketat dapat
melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran aktif, pemikiran, dan
konstruksi pengetahuan sosial.
Kelas Padat, Kompleks, dan Berpotensi Kacau
Walter doyle
(1986) mendeskripsikan enam karakteristik yang merefleksikan dan potensi
problemnya:
·
Kelas adalah multidimensional.
·
Aktivitas terjadi secara simultan.
·
Hal-hal terjadi secara cepat.
·
Kejadian sering kali tidak dapat diprediksi.
·
Hanya ada sedikit privasi.
·
Kelas punya sejarah.
Memulai dengan benar
Permulaan
sesuatu adalah hal yang sangat penting untuk kemajuan berlangsungnya suatu
kegiatan, khususnya proses pembelajaran. Untuk mengelola kompleksitas adalah
mengelola hari-hari pertama dan minggu-minggu awal masa sekolah secara cermat
dan hati-hati. Kita dapat melakukan: (1) menyampaikan aturan dan prosedur
kepada murid dan mengajak mereka bekerja sama untuk mematuhinya, dan (2)
mengajak murid terlibat aktif dalam semua aktivitas pembelajaran.
Penekanan pada Instruksi dan Suasana Kelas yang Positif
Tujuan dan Strategi Manajemen
·
Membantu murid menghabiskan lebih banyk waktu untuk belajar dan
mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan.
·
Mencegah murid mengalamiproblem akademik dan emosional
·
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar-mengajar yang efektif.
·
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot yang menghalangi
dan memungkinkan siswa belajar efektif.
·
Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, budaya serta sifat-sifat individu.
Mendesain Lingkungan Fisik Kelas
Prinsip Penataan Kelas
Ada beberapa
prinsip dasar yang dapat dilakukan untuk menata kelas, yaitu:
§ Kurangi
kepadatan di tempat lalu-lalang.
§ Pastikan
bahwa Anda dapat dengan mudah melihat semua murid.
§ Materi
pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses.
§ Pastikan
murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.
Gaya Penataan
1. Gaya auditorium: gaya susunan kelas di mana semua murid duduk
menghadap guru.
2. Gaya tatap muka: gaya susunan kelas di mana murid saling
menghadap.
3. Gaya off-set: gaya susunan kelas di mana seumlah murid (biasanya 3 atau 4 anak)
duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
4. Gaya seminar: gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid (sepuluh atau
lebih) duduk di susunan bentuk lingkaran, persegi, atau bentuk U.
5. Gaya klaster: gaya susunan
kelas di mana sejumlah murid (biasanya 4-8 anak) bekerja dalam kelompok kecil.
Personalisasi Kelas
Untuk
mempersonalisasikan kelas, pasang foto murid, karya seni, tugas, diagram,
taggal lahir murid (untuk murid SD), dan ekspresi murid lain yang positif.
Menciptakan Lingkungan yang Positif untuk Pembelajaran
Strategi Umum
Menggunakan
gay otoritatif:
Gaya manajemen kelas otoritatif: strategi
manajemen kelas yang otoritatif akan mendorong murid untuk menjadi pemikir yang
independen dan pelaku yang idependen tetapi strategi ini masih menggunakan
sedikit monitoring murid. Guru yang otoritatif melibatkan murid dalam kerja
sama give-and-take dan menunjukkan
sikap perhatian kepada mereka.
Gaya manajemen kelas otoritarian: gaya yang
restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas,
bukan pada pengajaran dan pembelajaran.
Gaya manajemen kelas yang permissif: gaya yang
memberi banyak otonomi pada murid tetapi tidak memberi banyak dukungan untuk
pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka.
Mengelola Aktivitas Kelas Secara Efektif
Manajer
kelas yang efektif yaitu:
-
Menunjukkan seberapa jauh mereka “mengikuti”.
-
Aasi situasi tumpang-tindih secara efektif.
-
Menjaga kelancarandan kontnuitas pelajaran.
-
Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.
Mengajak Murid untuk Bekerja Sama
Untuk
mengajak murid bekerja sama kita dapat melakukan beberapa cara yaitu:
1. Menjalin
hubungan positif dengan murid.
2. Mengajak
murid untuk berbagi dan mengemban tanggung jawab.
3. Beri hadiah
pada perilaku yang tepat: memilih penguat yang efektif. Gunakan prompt dan
shaping secara efektif, gunakan hadia untuk memeberi informasi tentang
penguasaan (bukan untuk mengontrol perilaku murid).
Menjadi Komunikator yang Baik
Keterampilan Berbicara
Beberapa
strategi untuk berbicara secara jelas dengan kelas dapat dilakukan dengan cara:
a. Menggunakan
tata bahasa dengan benar.
b. Memilih
kosakata yang gampang.
c. Meneapkan
strategi untuk meningkatkan kemampuan murid memahami apa yang Anda sampaikan.
d. Berbicara
dengan tempo yang tepat, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
e. Tidak
menyampaikan hal-hal yang kabur.
f.
Menggunakan perencanaan dan pemikiran logis sebagai dasar untu
kberbicara secara jelas di kelas.
Pesan “kamu” dan “saya”
Pesan “kamu”: gaya komunikasi yang tidak diinginkan di mana pembicara tampak
menghakimi orang lainmenempatkannya dalam posisi defensif.
Pesan “saya”: gaya komunikasi yang merefleksikan perasaan pembicara dan lebih
baik ketimbang pernyataan “kamu” yang mengandung nada menghakimi.
Bersikap asetif (tegas). Aspek lain dari komunikasi verbal adalah
cara orang menangani konfliik, yang dapat dilakukan dengan cara:
·
Gaya
agresif: salah
satu gaya dalam menangani konfliiik di mana oran cenderung “galak” kepada orang
lain dan bersikap menuntut, kasar, dan bermusuhan.
·
Gaya
manipulatif: salah satu gaya dalam menangani konflik di mana orangberusaha
untuk mendpatkan keinginannya ddengan cara membuat orang lain merasa bersalah
atau kasian kepadanya.
·
Gaya pasif: salah satu
gaya dalam menangani konflik di mana orang bersikap non-asertif dan pasrah dan tidakmau memberi
tahu orang lain tenteng apa yang mereka inginkan.
·
Gaya
asertif: salah stu gaya dalam menangani koonfliik di
mana orang akan mngekspresikan perasaannya, apa yang diinnginkannya, dan
berkata “tidak” untuk apa yang tidak mereka ingiinkan.
Dari empat
gaya dallam menghadapi konflik, bersikap asertif adalah pilihan yang terbaik.
Berikut beberapa strategi untuk menjadi individu yang lebih asertif:
1. Evaluasi
hak-hak Anda.
2. Kemukakan
problem Anda dan konsekuensinya.
3. Espresikan
perasaan Anda tentnag situasi tertentu.
4. Kemukakan
permintaan Anda.
Ada beberapa
pedoman untuk mengajukan permintaan yang asertif yaiti:
1. Gunakan
perilaku nonverbal yang asertif.
2. Kemukakan
permintaan Anda secaaara sederhana.
3. Hindari
mengajukan permintaan lebih dari satu dalam satu waktu.
4. Jangan minta
maaf dalam permintaan Anda.
5. Deskripsikan
manfaat dari permintaan Anda.
Rintangan Komunikasi Verbal yang Efektif
Ada beberapa
rintangan untuk menjalankan koomunikasi verbal yaitu:
·
Kritik.
·
Memberi julukan dan pelabelan.
·
Menasihati.
·
Mengatur-atur.
·
Ceramah moral.
Memberi Ceramah yang Efektif
Berikut ada
beberapa pedoman untuk memberikan ceramah, yang bisa bermanfaat bagi guru dan
murid:
·
Jalin hubungan dengan audien.
·
Kemukakan tujuan Anda.
·
Sampaikan ceramah secara efektif.
·
Ikuti konvensi yang tepat.
·
Tata ceramah dengan rapi.
·
Masukkan bukti pendukung dan kembangkan ide Anda.
Keterampilan Mendengar
Mendengar aktif: gaya mendengar yang memberi perhatian penuh
pada pembicara, mempokuskan diri pada isi intelektual dan emosional dari pesan.
Berkomunikasi Secara Nonverbal
Berikut ini
beberapa perilaku yang dilakukan orang untuk berkommunikasi secara nnonverbal:
ü Mengangkat
alis sebagai tanda tak percaya.
ü Beersedekap
untuk melindungi diri.
ü Mengangkat
bahu sebagai tanda tak peduli.
ü Mengedipkan
satu mata untuk menunnjukkan kehangatan dan persetujuan.
ü Mengetukkan
jari tanda tak sabar.
ü Menepuk dahi
sebagai tanda lupa sesuatu.
Komunikasi
nonverbal bisa juga melalui ekspresi wajah dan komunikasi mata. Wajah seseorang
mengungkapkan emosi dan perhatian mereka. Senyum, merengut, tatapan
kebingungan, semuanya merupakan sebentuk komunikasi.
Menghadapi Perilaku Bermasalah
Strategi Manajemen
Intervensi Minor: gunakan isyarat nonverbal, terus lanjutkan
aktivitas belajar, dekati murid, arahkan perilaku, beri instruksi yang
dibutuhkan, suruh murid berhenti dengan nada tegas dan langsung, beri murid
pilihan.
Intervensi Moderat: jangan beri privilese atau aktivitas yang
mereka inginkan, buat perjanjian behavioral, pisahkan atau keuarkan murid dari
kelas, kenakan hukuman atau sanksi.
Gunakan sumber daya lain: mediasi teman sebaya, konferensi guru-orang
tua, minta bantuan kepala sekolah atau konselor, cari mentor.
Program Berbasis Kelas dan Sekolah
ü Program
pengayaan kompetensi sosial.
ü Tiga C dalam
manajemen kelas dan sekolah: cooperative
community, contructive conflict resolution, civic values.
ü Dukungan
pengelolaan kelas berpusat pada pembeljaran: Iclassroom organization and
management program (COMP).